Kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan siswa berulang kali terjadi. Apa yang salah?
Perpisahan sekolah yang semestinya gembira, berujung duka. Sabtu (11/5) malam, Bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Kota Depok, berakhir kecelakaan di daerah Jalan Raya Desa Palasari, Ciater, Subang, Jawa Barat.
Kecelakaan bermula kala bus melaju dari arah Bandung menuju Subang di jalan yang menurun. Lalu, oleng ke kanan, menabrak kendaraan dari arah berlawanan. Kemudian, bus terguling miring ke kiri, menabrak sepada motor yang tengah terparkir di bahu jalan, hingga akhirnya terhenti usai menabrak tiang.
Sebanyak 11 orang meninggal dunia karena kecelakaan itu. Korban jiwa terdiri dari sembilan orang siswa, seorang guru, dan seorang warga di sekitar kejadian. Puluhan orang lainnya luka-luka. Diduga penyebab kecelakaan akibat rem blong.
Kecelakaan bus wisata yang membawa siswa dan menimbulkan korban jiwa, bukan kali ini saja terjadi. Pada 18 Januari 2024, bus yang membawa rombongan study tour siswa SMA Negeri 1 Sidoarjo, Jawa Timur terperosok dan terguling di parit jalan tol Ngawi yang mengarah ke Surabaya. Akibatnya, seorang siswa dan seorang guru meninggal, belasan siswa lainnya luka-luka.
Tak kalah tragis, kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan siswa dan guru SMK Yapemda 1 Sleman dalam perjalanan pulang dari Bali pada 8 Oktober 2023. Bus itu terlibat tabrakan beruntun dengan truk di jalan raya perbatasan Paiton Probolinggo-Situbondo. Tabrakan keras menimbulkan percikan api di bagian depan bus. Penumpang yang panik berlari ke arah belakang bus. Namun, pintu bus tak bisa dibuka. Akibatnya, 51 siswa, dua guru, dan seorang pemandu wisata tewas di dalam bus yang terbakar.