Sosial dan Gaya Hidup

Mengapa malam satu Suro dianggap seram?

Bagi sebagian orang, malam satu Suro dianggap keramat dan menyeramkan. Benarkah begitu?

Jumat, 07 September 2018 19:18

Sundel bolong bernama Suketi (Suzanna) dibangkitkan kembali oleh seorang dukun bernama Ki Rengga. Dia lalu menancapkan paku di kepalanya, merapal mantera, hingga Suketi kembali menjadi manusia.

Singkat cerita, ada seorang pemuda dari kota bernama Bardo (Fendy Pradana) jatuh cinta kepada Suketi. Atas izin Ki Rengga, yang menjadi ayah angkat Suketi, mereka menikah. Pernikahan tersebut hanya boleh dilakukan di tengah hutan Roban, dihelat pada malam satu Suro. Acara tersebut digambarkan dengan sebuah upacara mistis ala perdukunan.

Kisah tadi merupakan penggalan film Malam Satu Suro (1988), yang disutradarai Sisworo Gautama Putra. Salah satu film horor legendaris yang dibintangi Suzanna. Seperti judulnya, film ini berfokus pada malam satu Suro, yang dianggap sebagian orang keramat, bahkan horor.

Selain Malam Satu Suro, film Malam Suro di Rumah Darmo (2014) pun menyoroti keramatnya malam satu Suro. Film tersebut mengisahkan tentang sebuah keluarga yang tinggal di rumah mewah hasil pesugihan, menyediakan tumbal dan sesajen. Namun, setelah kaya, keluarga tak lagi menyediakan tumbal dan sesajen. Para hantu mengamuk, lalu membunuh orang yang ada di rumah pada malam satu Suro.

Sultan Agung dan ritual keraton

Fandy Hutari Reporter
Purnama Ayu Rizky Editor

Tag Terkait

Berita Terkait