Penelitian sebelumnya menemukan hubungan lain antara genetika dan pola makan.
Banyak orang mencoba berhenti makan daging tetapi mengalami kesulitan untuk menjalankan pola makan vegetarian yang ketat. Beberapa orang mungkin menganggap kegagalan ini disebabkan oleh kurangnya kemauan, namun menurut penelitian baru, faktor genetik bisa jadi penyebabnya.
Para ilmuwan telah menemukan beberapa gen yang lebih umum terjadi pada vegetarian dibandingkan omnivora, yang mungkin membantu menjelaskan mengapa beberapa orang tampaknya lebih mudah berhenti mengonsumsi daging dibandingkan yang lain. Saintis membagikan temuan mereka dalam makalah baru yang diterbitkan Rabu di jurnal Plos One.
Setidaknya 6 persen orang Amerika—dan mungkin hingga 10 atau 15 persen—diidentifikasi sebagai vegetarian atau vegan, tulis Daniel de Visé dari Hill pada tahun 2022. Namun, banyak orang yang mengaku vegetarian melaporkan mengonsumsi daging merah, unggas, dan ikan di studi masa lalu.
Dikotomi ini membuat peneliti berpikir: Mungkin sebagian orang benar-benar ingin menjadi vegetarian, namun hambatan biologis atau lingkungan menghalangi mereka untuk menjalankan pola makan ini secara ketat. Mereka bertanya-tanya apakah “ada sesuatu yang terprogram di sini yang mungkin terlewatkan oleh manusia,” kata rekan penulis studi Nabeel Yaseen, ahli patologi di Northwestern University, dalam sebuah pernyataan.
Coba mengungkap misteri ini, mereka beralih ke database biomedis besar yang disebut UK Biobank. Sejak tahun 2006, biobank telah mengumpulkan sampel darah, urin, dan air liur dari sekitar 500.000 penduduk Inggris yang berusia antara 40 dan 69 tahun pada saat perekrutan. Selain data biologis ini, yang digunakan biobank untuk mengurutkan genom peserta, masyarakat juga memberikan informasi rinci tentang gaya hidup mereka, termasuk pola makan, aktivitas fisik, tidur, dan kesehatan mental.