Masalah kurang gizi pada balita diawali dengan weight faltering.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, masalah gizi pada balita di Indonesia masih cukup tinggi. Masalah kekurangan gizi, menjadi salah satu contoh masalah yang disoroti.
“Menunjukkan masalah gizi pada balita di Indonesia masih cukup tinggi. Masalah kurang gizi pada balita diawali dengan weight faltering,” Ucap Budi melalui siaran langsung di Kanal Youtube Direktorat Gizi Masyarakat, Rabu (25/8).
Sebagai informasi, weight faltering adalah sebuah istilah yang digunakan ketika balita mengalami penurunan berat badan. Biasanya, hal ini terjadi pada bayi yang berusia tiga sampai empat bulan. Hal ini dipicu karena ibu yang sudah tidak lagi memberikan air susu ibu (ASI) secara optimal.
Biasanya, hal ini terjadi pada ibu-ibu pekerja yang sudah harus kembali beraktivitas setelah cuti melahirkan. Fenomena ini ternyata dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi.
Berdasarkan data dan informasi kesehatan 2018, sebanyak 22,2% atau setara dengan 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Balita yang mengidap stunting lebih banyak berasal dari Asia sebesar 55% atau setara dengan 83,6 juta bayi. Setalah Asia, diikuti oleh bayi di Afrika 39%.
Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia menduduki posisi ke-3 dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara setelah Timor Leste dan India, dengan rata-rata prevalensinya sebasar 36,4%.