Dibangun di atas lahan seluas tiga hektar di dekat Central Business District, hotel ini sendiri merupakan objek wisata.
Setibanya di jalan masuk hotel yang berkerikil, pintu taksi tamu akan dibuka secara seremonial oleh penjaga pintu Sikh yang ramah dan mengenakan seragam. “Selamat datang di Raffles Hotel Singapore,” suara bariton itu menyambut tamu.
Tiang-tiang asli hotel bergaya Victoria, lantai marmer yang dipoles, dan balok kayu gelap membingkai Grand Lobby, sementara jam kuno yang menawan — salah satu perabot tertua di hotel — berbunyi di latar belakang. Jika kebetulan berada di lobi hotel pagi hari, bisa terlihat staf hotel yang keluar untuk memutar jam tersebut.
Hanya sedikit hotel yang identik dengan kemegahan dunia kuno dan arsitektur kolonial seperti Raffles Hotel Singapore. Hotel ini pilihan bagi para elit tamu negara-kota ini sejak pertama kali dibuka pada tahun 1887.
Ini adalah hotel yang lebih tua dari negara tempatnya berada; jika temboknya bisa berbicara, akan banyak kisah untuk diceritakan. Dari bertemu Michael Jackson dan Elizabeth Taylor hingga Rudyard Kipling saat ia menulis The Jungle Book, hotel ini telah menyambut puluhan tokoh, selebriti, dan penulis dunia.
Hotel ini telah berkembang pesat sejak awalnya menjadi sebuah bungalow dengan 10 kamar yang menawarkan ketenangan elegan dari panasnya cuaca Asia Tenggara. Saat ini, hotel memiliki 115 suite, dengan kemegahan terkini yang sesuai dengan pelanggan kelas atas.