Sosial dan Gaya Hidup

Metode pertanian purba diyakini persingkat pola tanam dan panen

Metode pertanian purba mengedepankan dengan mikroba atau mikro-organisme lokal (MOL).

Kamis, 20 Oktober 2022 22:26

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah petani di Indonesia sampai 2019 mencapai 33,4 Juta orang. Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yg berusia 20-39 tahun hanya 8% saja, dengan 2.7 juta orang dan 30,4 juta orang atau 91% berusia di atas 40 tahun dengan mayoritas usia mendekati 50-60 tahun.

Pengabdi alam, Deden Lesmana menyebutkan, kurangnya minat anak muda menjadi petani adalah karena proses yang lama dan biaya yang mahal. Untuk itu, dia menawarkan metode pertanian purba yang akan mempersingkat pola tanam dan pola panen, sehingga biaya bisa menjadi lebih hemat hingga 70% dengan cukup mengumpulkan sampah dan kotoran hewan.

“Metode pertanian purba, pertanian ramah lingkungan, ekonomis dan sehat, pertanian yang cukup mendasar ketika manusia pertama kali di muka bumi, segala-galanya tumbuh tanpa kimia,” kata Deden pada seminar daring, Kamis (20/10).

Metode pertanian purba mengedepankan dengan mikroba atau mikro-organisme lokal (MOL). Konsorsium MOL adalah kumpulan puluhan jenis mikroorganisme yang hidup saling kerja sama, menjaga dan menghidupi yang mempunya peran mengurai bahan-bahan organik alam (limbah) menjadi bahan organik yang aslinya dari alam (ramah lingkungan).

Deden juga menguraikan beberapa perbedaan pertanian konvensional dan pertanian yang menggunakan MOL. Proses fermentasi pada pertanian konvensional membutuhkan waktu hingga 1-2 bulan, menimbulkan bau dan gas, memerlukan tempat luas yang terlindung dari matahari dan hujan, dan suhu fermentasi harus dijaga agar tidak menimbulkan patogen. 

Alfaridzi Putra Dwi Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait