Riset para ilmuwan Jerman dalam jurnal Science (Agustus, 2024) menyebut, yang menabrak bumi dan membuat dinosaurus punah adalah asteroid.
Sebuah batu angkasa menghantam bumi 66 juta tahun silam, dan menghancurkan kehidupan purba yang dihuni dinosaurus. Apa yang disebut kepunahan Cretaceous-Paleogen atau Cretaceous-Tertiary, menyebabkan punahnya sekitar 76% semua spesies hewan di bumi, termasuk dinosaurus non-unggas.
Saat itu, tumbukan benda langit itu menciptakan kawah Chicxulub selebar 90 mil atau 145 kilometer di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Sebuah riset yang diterbitkan jurnal Science (Agustus, 2024) oleh para peneliti asal Jerman memastikan, yang menabrak bumi dan membuat kehidupan berubah itu asteroid berukuran sekitar 10 kilometer atau 6 mil, bukan komet.
Dikutip dari Science Alert, penelitian yang dipimpin ahli geokimia dari University of Cologne, Jerman, Mario Fischer-Godde difokuskan pada mineral yang disebut rutenium. Mereka menganalisis rutenium dari lima lokasi berbeda, satu di Spanyol, satu di Italia, dan tiga dari tebing kapur Stevns di Denmark, yang mengandung pecahan asteroid besar yang menghantam Chicxulub, Meksiko.
Mereka juga menganalisis rutenium dari lima dampak asteroid lain yang berasal dari 541 juta tahun terakhir, serta lapisan spherule—gumpalan kecil meteor yang disemprotkan saat batuan mencair karena panas akibat atmosfer—yang berasal dari 3,5 hingga 3,2 miliar tahun lalu.
Para peneliti pun menganalisis rutenium dari meteorit dan membandingkan hasilnya dengan sampel referensi rutenium terestrial yang terbentuk di bumi. “Perbandingan ini mengungkapkan, rutenium di lapisan batas Cretaceous-Paleogene berasal dari luar angkasa,” tulis Science Alert.