Film itu mengambil puisi yang pernah ditulisnya sebagai judul: Nyanyian Akar Rumput.
Lampau sudah pencetus pekikan semangat massa aksi itu lenyap. Kehadirannya, hingga kini sekadar melalui warisan yang berbentuk kata-kata.
Hampir 22 tahun lamanya, sosok pria kurus berambut ikal itu diwakili oleh kalimat, Hanya Ada Satu Kata: Lawan!
Dua dekade lebih Wiji Thukul hilang takberkabar. Kini, film dokumenter mencoba menghadirkannya kembali dalam bentuk gambar hidup.
Film itu mengambil puisi yang pernah ditulisnya sebagai judul: Nyanyian Akar Rumput.
Aktivis 1998 Nezar Patria, berharap film dokumenter tersebut dapat menyebarkan semangat dikalangan anak muda untuk menaruh perhatian pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu.