Dokumenter yang digarap dari 2014 sampai 2018 itu mengisahkan perjalanan Merah bersama grup musiknya yang diberi nama Merah Bercerita.
Sangat sederhana perangainya. Pria yang identik dengan rambut ikal dan kurus itu asyik mencari nada dari gitarnya. Bermodal dua gawai, ia merekam nada-nada tersebut guna mencegah kesalahan awam manusia: Lupa.
Ia duduk di sofa yang sudah termakan usia. Di belakangnya tampak mesin jahit dan tumpukan bahan kain. Pemandangan itu adalah suatu yang lumrah, mengingat ibunya memiliki usaha menjahit yang diberi nama Nganthi Merah. Kediamannya berada di Kampung Kalangan, Jagalan, Solo, Jawa Tengah.
Di sudut ruangan itu, buku-buku tertata rapi. Di antaranya adalah buku yang masih berkaitan dengan bapaknya. Juga novel Ibunda karya Maxim Gorky—penulis asal Soviet, terapit di buku-buku yang ditata secara vertikal.
Pada dindingnya dihiasi beberapa foto, termasuk lukisan atau gambar yang ukurannya lebih menonjol dari potret yang ada di dinding itu. Gambar dalam bingkai foto itu, tak lain adalah potret bapaknya yang dinyatakan hilang pada 27 Juli 1998.
Semua itu tiada lain adalah aktivitas Fajar Merah di awal film dokumenter Nyanyian Akar Rumput yang disutradarai Yuda Kurniawan. Gambar hidup itu berkisah tentang Merah, anak kedua dari pasangan Wiji Thukul dan Siti Dyah Sujirah.