Parkinson adalah suatu kondisi otak yang menyebabkan masalah pada pergerakan, kesehatan mental, nyeri, dan problem kesehatan lainnya.
Menikmati secangkir kopi sangat pas saat pagi atau sore hari. Selain sebagai minuman yang dianggap bisa menghilangkan rasa kantuk dan memberi semangat, orang yang meminum kopi ternyata punya risiko lebih rendah terkena penyakit parkinson dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.
Penelitian itu dipublikasikan Neurology Journals (Maret, 2024), dilakukan para peneliti dari Utrecht University. Parkinson adalah suatu kondisi otak yang menyebabkan masalah pada pergerakan, kesehatan mental, nyeri, dan problem kesehatan lainnya. Gejala umumnya mencakup gemetar, kontraksi otot yang menyakitkan, dan kesulitan berbicara. Banyak penderita parkinson juga menderita demensia. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia. Laki-laki lebih sering terkena ketimbang perempuan. Paparan polusi udara, pestisida, dan pelarut dapat meningkatkan risiko.
World Health Organization (WHO) melaporkan, prevalensi penyakit parkinson meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Perkiraan global, pada 2019 ada lebih dari 8,5 juta orang menderita parkinson. Perkiraan saat ini, parkinson meningkat 81% sejak 2000 dan menyebabkan 329.000 kematian.
Yujia Zhao dan koleganya mencatat, kopi adalah minuman psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Minuman ini juga mengandung kafein yang tinggi. Atas dasar itu, para peneliti menyelidiki korelasi antara konsumsi kopi dan risiko terkena parkinson menggunakan data longitudinal.
Para peneliti kemudian mencatat bahwa data yang dihimpun dalam studi kohort—jenis studi observasional sekelompok individu dari berbagai karakteristik, diikuti dari waktu ke waktu, dan hasilnya diukur pada satu atau lebih titik waktu—European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) berisi jawaban peserta tentang konsumsi kopi.