Survei yang dilakukan Oliver Wyman Forum pada September 2020 ditemukan, sebanyak 83% gen Z percaya astrologi.
Belakangan ini, kebiasaan mengecek khodam di internet tengah tren di kalangan anak muda, terutama generasi Z. Jauh sebelum itu, kepercayaan soal zodiak sudah menjadi lumrah di masyarakat. Zodiak—yang terbagi dalam 12 bagian mewakili 12 rasi bintang yang dikenal dengan simbol-simbol mitologi hewan—merupakan sebuah konsep astrologi di mana benda-benda langit dipercaya sebagai sesuatu yang memengaruhi perilaku dan kepribadian manusia. Masing-masing zodiak punya kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Menurut survei yang dilakukan YouGov pada 2022, seperempat warga Amerika Serikat (27%)—termasuk 37% orang dewasa di bawah 30 tahun—memercayai astrologi.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan Oliver Wyman Forum pada September 2020 dari data di Amerika Serikat dan Inggris ditemukan, sebanyak 83% generasi Z percaya astrologi. Mereka menyatakan, astrologi telah membantu kehidupannya lebih baik, serta bisa memahami diri sendiri dan orang lain.
Seorang dosen senior bidang arkeologi, sejarah, dan antropologi dari University of Wales Trinity Saint David, Nicholas Campion pernah menyebarkan kuesioner dari tahun 1998 hingga 2012 untuk mengetahui berapa banyak orang yang percaya astrologi. Dikutip dari The Conversation, dalam salah satu kelompok yang disurvei—yang sebagian besar terdiri dari siswa laki-laki berusia 18 hingga 21 tahun, Campion menemukan 70% membaca kolom horoskop sebulan sekali. Lalu, 98% mengetahui tanda astrologi mereka, 45% berpendapat tanda itu menggambarkan kepribadiannya, 25% mengatakan bisa membuat perkiraan yang akurat, dan 20% berpendapat astrologi memengaruhi kehidupan di bumi.
Dilansir dari Verywell Mind, kepercayaan orang terhadap astrologi terkait dengan mekanisme antisipasi karena membantu orang memahami berbagai hal saat hidup terasa rumit.