Hal itu ditemukan dalam penelitian Connor M. Sheehan dari Arizona State University dan Daniel S. Hamermesh dari University of Texas yang terbit di Social Science & Medicine (Agustus 2024).
Buku tahunan SMA bisa menjadi kenang-kenangan, mengingat teman-teman sekolah kita dahulu. Namun, ternyata buku tahunan yang berisi foto-foto siswa dapat pula menentukan usia seseorang. Hal itu ditemukan dalam penelitian Connor M. Sheehan dari Arizona State University dan Daniel S. Hamermesh dari University of Texas yang terbit di Social Science & Medicine (Agustus 2024).
Sheehan dan Hamermesh menyimpulkan, orang-orang yang paling tidak menarik di foto buku tahunan SMA cenderung punya umur yang lebih pendek dibandingkan teman-teman mereka yang penampilannya lebih menarik.
Penelitian ini memanfaatkan Studi Longitudinal Wisconsin Longitudinal, sebuah survei terhadap lulusan SMA Wisconsin sejak 1957. Kumpulan data ini mencakup sampel 8.386 orang yang dilacak hingga mereka meninggal dunia atau hingga awal usia 80-an.
Para peneliti menggunakan foto buku tahunan SMA itu untuk mengukur daya tarik wajah, yang dinilai juri independen. Daya tarik setiap responden dinilai pada skala 11 poin oleh enam penilai pria dan enam penilai perempuan, yang dilatih untuk memastikan konsistensi dalam evaluasi mereka. Kemudian membagi individu ke dalam enam kategori berbeda, dinilai dari yang paling menarik hingga yang paling tidak menarik.
Untuk menghubungkan daya tarik dengan usia panjang, para peneliti menggunakan data mortalitas dari National Death Index-plus, yang mencakup kematian hingga 2022. Mereka menggunakan model proporsional Cox—metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas—dan teknik tabel kehidupan untuk menganalisis hubungan antara daya tarik dan risiko kematian. Hampir 43% orang dalam sampel telah meninggal pada akhir periode penelitian.