Sosial dan Gaya Hidup

Pandemi menyebabkan pubertas dini meningkat?

Para peneliti menguji paparan sinar LED ke tubuh tikus untuk melihat gejala pubertas yang lebih awal.

Jumat, 15 November 2024 06:30

Pandemi Covid-19 yang lalu menyebabkan banyak masalah kesehatan. Salah satu yang paling membingungkan adalah meningkatnya jumlah anak yang mengalami pubertas prekoks idiopatik—pubertas yang terjadi lebih awal dari biasanya.

Pubertas merupakan proses perkembangan fisik dan mental yang dialami anak-anak saat mereka mencapai kematangan seksual dan mampu bereproduksi. Awal masa pubertas seseorang biasanya terjadi antara usia 8 dan 13 tahun untuk anak perempuan, serta usia 9 dan 14 tahun untuk anak laki-laki.

Pubertas dini bisa menyebabkan kegagalan mencapai tinggi badan maksimal karena pertumbuhannya terhenti terlalu cepat, serta masalah psikologis dan sosial, seperti kecemasan karena dianggap berbeda dari teman sebayanya.

Science Alert menyebut, lebih dari satu penelitian menemukan lonjakan jumlah kondisi langka ini, yang menyoroti hubungan potensial antara virus dan pemicu pubertas awal.

Para peneliti dari Gazi University dan Ankara City Hospital, Turki menerbitkan dua hasil riset secara terpisah pada 2023, di Journal of Clinical Research in Pediatric Endocrinology (JCRPE) dan jurnal Frontiers in Endocrinology terkait masalah ini.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait