Studi tersebut juga menemukan bahwa suhu dingin yang ekstrem juga tampaknya meningkatkan risiko serangan jantung.
Para peneliti melihat peningkatan risiko serangan jantung fatal dengan kombinasi ini. Hawa panas berkepanjangan dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Begitu juga dengan paparan polusi udara.
"Kedua hal itu lebih dari sekadar pukulan ganda," kata ahli epidemiologi Joel Kaufman dari University of Washington kepada Wall Street Journal, mengacu pada studi baru di jurnal Circulation.
Para peneliti (Kaufman tidak terlibat dalam penelitian ini) mengamati lebih dari 200.000 kematian akibat serangan jantung di China dan menemukan risiko terbesar datang ketika panas ekstrem selama beberapa hari dikombinasikan dengan tingkat polusi yang tinggi, lapor CNN. Orang tua dan wanita adalah yang paling rentan.
Secara khusus, para peneliti menemukan bahwa risiko jantung yang fatal berlipat ganda jika gelombang panas berlangsung selama empat hari di tengah polusi udara — atau polusi partikulat halus — diukur di atas 37,5 mikrogram per meter kubik.
Peluangnya meningkat tergantung pada seberapa panasnya suhu, tetapi peningkatan dimulai dengan suhu dalam kisaran 83 hingga 98 derajat Fahrenheit (setara 28,3 hingga 36,7 Celcius).