Setelah ramai-ramai fasilitas publik rusak karena berburu koin, bagaimana perlindungan data di aplikasi Jagat?
Mulanya, Novana Lubis mengaku penasaran mencoba aplikasi Jagat karena tertarik dengan konsep metaverse—dunia virtual berbasis tiga dimensi yang dihuni avatar dari pengguna sungguhan.
Jagat, yang dikembangkan perusahaan rintisan Jagat Technology, awalnya merupakan aplikasi berbasis lokasi dengan fitur peta digital interaktif, yang memungkinkan penggunanya bisa berinteraksi secara real-time. Lantas pada Desember 2024, meluncurkan Koin Jagat.
“Pas tahu ada Koin Jagat, gue mikir, wah ini bisa jadi cara buat lebih melibatkan ekosistemnya,” ujar Novana kepada Alinea.id, Sabtu (18/1).
Koin Jagat menjadi viral karena melibatkan penggunanya untuk berburu koin-koin di area publik, seperti taman. Lokasinya sudah ditentukan, pemain tinggal mencari menggunakan peta digital di ponsel pintarnya.
Koin-koin terbagi menjadi tiga jenis, yakni emas, perak, dan perunggu. Jika beruntung mendapatkan koin itu, pemain bisa menukarkannya dengan uang yang nilainya ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Namun, koin-koin itu disembunyikan. Hal ini lantas menimbulkan masalah. Banyak fasilitas publik yang rusak karena aktivitas berburu koin itu.