Selama ini, orang menganggap gaya hidup makan tak sehat adalah penyebab utama asam urat.
Asam urat merupakan penyakit yang muncul akibat penumpukan asam urat, biasanya memengaruhi kaki. Jika mengalami asam urat, seseorang biasanya akan merasakan pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, terutama bagian jempol kaki. Nyeri yang tiba-tiba dan intens bisa membuat kaki terasa seperti terbakar.
Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2018, prevalensi penderita asam urat sekitar 11,9%.
Penyakit ini kerap dikaitkan dengan gaya hidup. Misalnya, konsumsi makanan tinggi purin, seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan kacang-kacangan; atau minum minuman beralkohol.
Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Nature Genetics (Oktober, 2024), dikerjakan para peneliti dari Universitas Otago di Selandia Baru dan lain-lain, mematahkan mitos itu. Para peneliti menemukan, asam urat merupakan penyakit kronis yang disebabkan genetika yang diwariskan, bukan pilihan gaya hidup penderitanya.
Para peneliti menyelidiki data genetik yang dikumpulkan dari 2,6 juta orang di 13 kelompok data deoxyribonucleic acid (DNA) yang berbeda. Jumlah tersebut mencakup 120.295 orang dengan penyakit asam urat.