Health Collaborative Center (HCC) menemukan, 44% atau sekitar empat dari 10 warga Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang.
Sudah tiga tahun Febby Glory Manurung tinggal di Jakarta. Ia merantau dari Tebing Tinggi, Sumatera Utara untuk menempuh studi di Politeknik Negeri Jakarta. Meski dikelilingi teman-teman yang selalu memberikan dukungan, Febby terkadang merasa kesepian karena jauh dari keluarga.
“Gue sering banget ngerasa sendiri,” kata Febby kepada Alinea.id, Senin (25/12). “Biasanya kalau ngerasa kesepian, yang bisa gue lakuin cuma nangis aja sih.”
Febby merasa, tak ada teman dekat yang bisa menjadi tempat ia berkeluh kesah. Selain itu, ia mengaku mengalami trauma dengan seseorang yang membuatnya enggan untuk membuka diri terkait cerita-cerita pribadinya kepada orang lain. Kondisi ini membuatnya merasa terisolasi.
Terpisah, mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta lainnya, Hanna Aprelia Elfrida Saragi sudah merantau dari Sibolga, Sumatera Utara dan tinggal di Jakarta selama dua tahun. Menurut Hanna, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi anak rantau adalah rasa homesick yang berlebihan. Ia mengakui, perbedaan antara kehidupan di rumah dengan indekos di Jakarta, yakni segala hal harus dilakukan mandiri.
“Faktor yang membuat gue merasa sendiri dan kesepian karena gue mengatur kehidupan sendiri di umur yang dibilang sangat muda,” ujar Hanna, Senin (25/12).