Stigma kerap membuat penyintas skizofrenia kesulitan dalam proses pemulihan.
Sejak didiagnosa mengalami skizofrenia pada 1985, Yohanes Iman merasa hidupnya seakan runtuh. Pria berumur 57 tahun itu jadi banyak berdiam diri di kamarnya. Ia bahkan sampai tak mandi berminggu-minggu.
“Ngerasa paling malang,” kata Yohanes saat berbincang dengan Alinea.id di sekretariat Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Cililitan, Jakarta Timur, Jumat (25/2).
“Kalau lagi ‘kumat’, saya mengurung diri.”
Stigma dari masyarakat terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kerap membayang-bayangi Yohanes. Sehari-hari, ia mengalami perasaan sedih dan tak tenang.
Ia lantas berinisiatif pergi ke dokter jiwa untuk berobat. Setelah itu, ia merasa lebih baik. Namun, gangguan psikologis itu terkadang muncul karena ia tak disiplin meminum obat.