Si unyil dinilai sebagai film sarat budaya yang layak untuk diproduksi ulang.
BUMN yang bergerak di bidang perfilman, Perum Produksi Film Negara (PFN) mengandeng Komisi Informasi Pusat untuk membuat film sejarah. Lewat film, generasi muda diharapkan dapat mengenal kembali sejarah bangsa.
"Kita akan mengangkat peristiwa sejarah, kita juga akan mengangkat perorangan, sejarah klasik kita, sejarah modern kita," ujar Direktur Utama PFN, Judith J. Dipodiputro ditemui usai acara Merajut Kebangsaan Melalui Keterbukaan Informasi di Jakarta pada Minggu (3/11).
Film akan diproduksi mulai tahun depan. Alasan membidik film sejarah, dikatakan Judith untuk mengisi kekosongan film sejarah yang tidak diminati oleh swasta.
"Film-film sejarah perlu, mungkin dari segi komersial tidak diminati diproduksi oleh swasta. Tetapi memang negara memerlukan, anak-anak perlu tahu," kata Judith.
Tidak hanya film sejarah, PFN juga akan memproduksi film yang mencerdaskan dan mendidik masyarakat. PFN juga akan memproduksi feature atau film fiksi yang berkaitan dengan budaya, meski diakui film tersebut tidak selalu ditayangkan di layar lebar. PFN