Sosial dan Gaya Hidup

Rampokan: Kisah gladiator harimau di Jawa

Kalah atau menang melawan kerbau, harimau pasti ditombak dalam tradisi rampokan.

Senin, 15 Oktober 2018 18:00

D.S bergegas, turun dari kereta yang sesak penumpang. Dia bersemangat ke alun-alun Surakarta, untuk menyaksikan pertarungan antara harimau melawan kerbau.

“Harimau berlari di sepanjang garis, kemudian lumpuh. Ternyata terluka parah. Darah mengalir dari tubuh bagian kanan dan cakar depan kanan. Dia berbaring, perlahan memutar punggungnya. Beberapa langkah menjauh dari kami. Dia berbaring lagi. Lima detik kemudian, hewan yang kuat itu telah berhenti hidup,” tulis D.S.

Pertarungan itu berlangsung kurang lebih sejam. D.S menyesal, tak bisa menyaksikan acara kedua, yang akan melepas harimau kumbang ke dalam gelanggang. Dia terpaksa meninggalkan tempat itu, untuk mengejar kereta ekspres.

Pengalaman D.S itu terbit dalam artikel berjudul “De Rampokan te Solo” di De Preangerbode edisi 7 April 1899.

D.S barangkali merupakan salah seorang “musafir”, seperti dikatakan Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Batas-Batas Pembaratan, yang tertarik menyaksikan rampokan.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait