Problem kesepian terjadi usai pandemi Covid-19 yang menghentikan aktivitas sosial dan ekonomi.
World Health Organization (WHO) menyatakan kesepian sebagai ancaman kesehatan dunia yang mendesak. Problem kesepian terjadi usai pandemi Covid-19 yang menghentikan aktivitas sosial dan ekonomi. Dampak kematian akibat kesepian, disebut setara dengan merokok 15 batang sehari (Baca juga: Mengintervensi risiko kematian akibat kesepian).
Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini Hermawan, saat ini kesepian memang menjadi masalah. Sebab, orang yang mengalami kesepian dampaknya cukup serius.
“Selain dia merasakan stres dan depresi, tentunya juga berakibat pada fungsi-fungsi dari fisiologisnya,” kata Sani kepada Alinea.id, Rabu (22/11).
“Makanya WHO menetapkan bahwa ini adalah mental illness yang mengakibatkan masalah kesehatan.”
Sani menjelaskan, sering kali orang yang kesepian sebenarnya dia tak benar-benar jauh dari interaksi sosial. Namun, dia merasa kesepian karena ada kehampaan. “Penyebabnya bisa karena tidak begitu mengenal dirinya atau dia juga punya riwayat trauma, merasa insecure, atau tak percaya diri dalam lingkungan sosial,” ujar Sani.