Sejak 2010 NTB memang sudah merancang konsep wisata halal.
Sejak 2010 sektor pariwisata NTB memiliki citra baru sebagai Meeting, Incentive, Convntion, and Exhibition (MICE) serta pariwisata halal. Salah satu tujuannya adalah menggaet wisatawan Timur Tengah dan wisatawan lokal untuk bekerja sekaligus berwisata. Konsep pariwisata ini mulai digodok setelah peristiwa Bom Bali pertama dan kedua.
Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi menyebutkan, sejak 2010 NTB memang sudah merancang konsep wisata halal. Namun, hingga saat ini pihaknya masih mengevaluasi konsep yang tepat untuk wisata halal ini. Dalam pengertiannya, wisata halal adalah kegiatan kunjungan wisata dengan destinasi dan industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas produk, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata yang memenuhi unsur syariah.
“Kami menyadari adanya periode low seasion jika hanya mengandalkan kunjungan wisatawan, dengan demikian harus ada strategi untuk mendatangkan wisatawan ke NTB,” ujar Lalu saat membuka International Conference Mandalika: Infinity Experiences Of Nature And Sport Tourism, Rabu (1/12). Untuk itu, pemerintah NTB mengusung konsep MICE agar para wisatawan lokal bisa datang sambil bekerja.
Perombakan konsep pariwisata di NTB berlangsung setelah mengevaluasi konsep tradisional di mana para wisatawan datang untuk berbulan madu dan liburan. Dengan konsep ini pantai-pantai di NTB banyak membangun cottege dan hotel. Sayangnya, wisatawan hanya ramai berkunjung pada periode Mei-Agustus dan November-Desember. Di luar itu pariwisata di NTB mengalami low seasion atau hanya sedikit kunjungan.
Strategi menumbuhkan pariwisata di NTB khususnya pulau Lombok diubah dengan target mendatangkan satu juta wisatawan per tahun. Dengan demikian, sepanjang tahun NTB harus memiliki event pariwisata untuk menarik pengunjung, salah satunya dengan branding halal destination. Pemeritah juga membidik pasar yang lebih luas yakni Timur Tengah karena selama ini Lombok lebih sering didatangi wisatawan asal Asia Tenggara.