SWSD adalah gangguan tidur yang memengaruhi seseorang yang bekerja pada jam-jam tak teratur, seperti shift malam atau jadwal yang dirotasi.
Kemajuan teknologi, meningkatnya jumlah tenaga kerja, serta meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan, makanan, dan transportasi membuat pekerja bergilir atau shift work semakin umum. Semakin banyak pekerja yang bekerja pada jam kerja yang tak normal karena beragam alasan tadi.
Dalam penelitian yang dilakukan Li Wang dan kawan-kawan dari Departments of Public Health di Xianjiang Medical University berjudul “Shift work is associated with an increased risk of type 2 diabetes and elevated RBP4 level: Cross sectional analysis from the OHSPIW cohort study” terbit di BMC Publik Health, Juni 2023 disebutkan, 20% hingga 30% pekerja penuh waktu di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang termasuk dalam pekerja shift. Angka ini, sebut Li Wang dan kawan-kawan, terus meningkat.
Pekerja-pekerja macam ini bisa memicu terjadinya gangguan shift work sleep disorder (SWSD). SWSD adalah gangguan tidur yang memengaruhi seseorang yang bekerja pada jam-jam tak teratur, seperti shift malam atau jadwal yang dirotasi. Menurut Malik Karman dalam situs Eachnight, hal itu mengganggu ritme sirkadian alami tubuh, menyebabkan insomnia dan kantuk berlebihan pada siang hari.
“SWSD dapat berdampak signifikan pada aktivitas sehari-hari dan kesehatan secara keseluruhan,” tulis Karman.
Dampak dan pengobatan