Deteksi dengan RT-LAMP akan membutuhkan dua alat yakni RT-LAMP Kit dan RT Lamp Machine.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi me-launching alat deteksi dini Covid-19, reverse transcription loop mediated isothermal amplification (RT-LAMP), Jumat (21/1). Berbeda dengan tes PCR yang hanya bisa mengambil sampel dari hidung, RT-LAMP bisa mengambil sampel dari saliva atau ludah.
“RT-LAMP ini akan mendeteksi RNA virus. Sampel tidak menjadi masalah, mau dari hidung atau ludah, selama mengandung RNA bisa kita deteksi,” ujar Direktur PT Biosains Medika Indonesia Rifan Ahmad, yang juga terlibat dalam pengembangan RT-LAMP dalam product launching yang disiarkan secara virtual, Jumat (21/1).
Deteksi dengan RT-LAMP akan membutuhkan dua alat yakni RT-LAMP Kit dan RT Lamp Machine. RT-LAMP Kit adalah reagen yang digunakan untuk mengambil sampel sama seperti dalam tes PCR baik melalui hidung maupun ludah.
Sementara mesinnya berfungsi untuk memeriksa kit yang sudah digunakan untuk mengambil sampel. Penggunaan alat ini diperkirakan hanya memakan waktu 20-40 menit untuk mendapatkan hasil yang sama akuratnya dengan PCR. Selain hasil yang tampak real time, harganya pun jauh lebih ekonomis kendati tak disebutkan secara gamblang.
Lebih lanjut, Rifan menyebutkan, untuk memproduksi RT-LAMP Kit dan RT-LAMP Machine sebagian bahan masih mengandalkan bahan impor. Ke depan, setelah proses sertifikasi selesai, pemerintah akan mengusahakan pasokan bahan baku lokal untuk memenuhi kebutuhan RT-LAMP ini.