Gejala gangguan mental ADHD ditandai dengan kurangnya pemusatan perhatian, lupa, mudah teralih, hiperativitas, dan gelisah.
Konten kretor Fujianti Utami Putri atau dikenal dengan Fuji, mengaku mengidap attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan mental pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Ia mengetahui dirinya mengidap ADHD pada 2022 dari seorang psikolog. Kondisi kesehatan mentalnya itu menyebabkan ia tak boleh mengonsumsi gula berlebihan.
Menurut dua peneliti dari University of Cambridge, Barbara Jacquelyn Sahakian dan Christelle Langley dalam the Conversation ADHD adalah salah satu gangguan kesehatan mental paling umum pada anak-anak, memengaruhi 7,2% dari populasi di bawah usia 18 tahun di seluruh dunia. Banyak dari anak-anak ini akan tetap memiliki ADHD pada masa remaja dan dewasa.
Sementara Timothy E. Wilens dan Thomas J. Spencer dari Massachusetts General Hospital and Harvard Medical School dalam penelitiannya di Postgraduate Medicine (September, 2010) menulis, ADHD memengaruhi sekitar 4% hingga 12% anak usia sekolah di seluruh dunia. Lalu, 4% hingga 5% mahasiswa dan orang dewasa pun mengidap ADHD.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pengakuan dan diagnosis ADHD pada orang dewasa telah meningkat karena pengobatan orang dewasa dengan ADHD masih jauh tertinggal dari anak-anak,” kata Wilens dan Spencer.
Sahakian dan Langley menyebut, merujuk National Health Interview Survey, prevalensi ADHD yang didiagnosis pada anak-anak dan remaja berusia empat hingga 17 tahun dalam 20 tahun terakhir meningkat dari 6,1% menjadi 10,2% di Amerika Serikat. Di Inggris, diperkirakan penggunaan obat ADHD telah meningkat hampir 800% dari 2000 hingga 2015.