Sosial dan Gaya Hidup

Sejarah dan bahaya di balik nikmatnya gorengan

Awalnya, makanan sejuta umat ini dibuat dari bahan-bahan makanan sisa, yang diolah lagi agar tak terbuang sia-sia.

Selasa, 28 Mei 2019 20:50

Tahu, bakwan, ubi, pisang, yang dibaluri tepung terigu dan digoreng—atau yang dikenal orang Indonesia dengan istilah gorengan—menjadi kudapan favorit saat berbuka puasa. Selain murah, rasa gurih gorengan menjadi pilihan untuk disantap sebelum menyantap makanan berat, seperti nasi.

Bulan puasa penjaja gorengan pun menjamur. Misalnya saja, di sepanjang Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, tak sulit menemukan penjaja gorengan yang membuka lapak dadakan, hanya di bulan Ramadan.

Sumarni merupakan salah seorang penjaja gorengan dadakan di sini. Jelang buka puasa, gorengan dagangan Sumarni diserbu warga. Salah seorang pembeli gorengan, Dian, tampak sibuk menggendong bayinya sembari menjinjing kantong plastik penuh gorengan.

“Yang enak sih pastelnya,” kata Dian.

Seorang pembeli lainnya, Heru, justru menggemari gorengan tempe. Apa pun bahan bakunya, gorengan tetap jadi incaran saat berbuka puasa. Anak-anak hingga orang dewasa kerap mencari gorengan untuk mengganjal perut.

Manda Firmansyah Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait