Pada 2017 di Jerman dalam Berlin Light Festival, Sembilan Matahari memboyong juara satu sekaligus kategori Favorit pilihan penonton.
Abad ke-21 memang tak terhindarkan lagi dari teknologi, di era digital seperti saat ini segala aspek kehidupan manusia menjadi lebih mudah, murah, dan sekaligus canggih. Hal tersebut menjadi berkah bagi para pekerja industri kreatif, seperti seniman, desainer, dan arsitek.
Salah satunya adalah teknologi berbasis visual, yang pada 1960-an di Amerika Serikat tatkala sinyal elektronik menarik perhatian publik sebagai instrumen dan transmisi visual dengan konten kritik pada kehidupan global. Saat itu, dunia mengenal karya instalasi Magnet TV (1965), dengan seniman Nam June Paik yang kemudian tenar dengan konsep Video Art dalam paradigm seni media baru.
Di Indonesia sendiri terdapat nama Adi Panuntun, seorang desainer sekaligus CEO PT Sembilan Matahari, penghasil film yang dirancang dengan pendekatan baru, yakni mengintegrasikan seni dan teknologi melalui pengalaman yang emosional.
“Metode ‘melihat dengan secara berbeda melalui film’ akan merangsang sensitivitas kesadaran dan perubahan positif pada publik,” ujur Adi, dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Rabu (12/8).
Lebih lanjut, Adi menjelaskan, ia dan tim mencoba pendekatan lintas disiplin dalam memproduksi film dipadu dengan kemampuan membuat coding/pemrograman kreatif.