Sejumlah peneliti dari Kanada mencoba menemukan bukti bahwa senyawa dalam jamur ajaib bisa mengobati diabetes.
Diabetes merupakan penyakit kelainan metabolisme kronis, yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Seiring waktu, dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. International Diabetes Federation (IDF) memprediksi, sebanyak 783 juta orang di dunia terkena diabetes pada 2045. Diabetes tipe 2 adalah yang paling umum, yang disebabkan faktor sosial-ekonomi, demografi, lingkungan, dan genetik.
Para ilmuwan pun terus mencari obat yang efektif untuk diabetes. Salah satu yang tengah diteliti adalah senyawa yang ditemukan dalam jamur ajaib, yakni psilosibin. Dalam penelitian yang dilakukan para peneliti dari Department of Biological Sciences, University of Lethbridge, Kanada, terbit di jurnal Genes (2024) menyebut, psilosibin kemungkinan membantu mencegah hilangnya sel-sel penting penghasil insulin di pankreas.
Dikutip dari Verywell Mind, psilosibin adalah senyawa psikoaktif dan halusinogen alami, yang ditemukan di jenis jamur tertentu. Psilosibin dianggap sebagai salah satu psikedelik paling terkenal.
Meski selama berabad-abad dalam budaya tertentu sudah diketahui beberapa jenis jamur mengandung senyawa yang bersifat halusinogen, tetapi psilosibin baru pertama kali ditemukan pada 1958 oleh ahli kimia asal Swiss, Albert Hofmann, yang juga menemukan lysergic acid diethylamide (LSD). Efek samping umum yang disebabkan psilosibin dalam kandungan jamur ajaib, antara lain mual, menguap, mengantuk, gugup, paranoia, panik, halusinasi, dan psikosis.
Menurut American Society for Mirobiology, psilosibin secara natural diproduksi oleh lebih dari 200 spesies jamur basidiomycetes, sebuah filum jamur berfilamen, yang secara kolektif dikenal sebagai jamur psilosibin. Jamur ini tumbuh dalam berbagai bentuk dan ukuran, bisa ditemukan di seluruh dunia.