Mulai tahun 2026, haji akan berpindah ke musim semi selama delapan tahun berturut-turut, disusul delapan tahun berikutnya di musim dingin.
Musim haji kali ini berlangsung dalam cuaca yang cukup ekstrem. Sedikitnya 550 orang anggota jemaah haji 2024 meninggal dunia dipicu oleh gelombang panas. Namun, situasi semacam itu kemungkinan besar tidak terjadi lagi setelah 2025.. Pasalnya, mulai tahun itu, ibadah haji akan beralih ke musim dingin dan musim semi selama 17 tahun ke depan.
Menurut Hussein Al-Qahtani, juru bicara Pusat Meteorologi Nasional Saudi (NMC), ibadah haji akan secara bertahap beralih dari teriknya musim panas setelah tahun 2025 dan tidak akan kembali lagi selama 17 tahun.
“Musim haji akan memasuki fase baru perubahan iklim pada tahun 2026. Kita baru akan menyaksikan haji musim panas setelah 17 tahun,” kata Al-Qahtani.
Al-Qahtani menjelaskan, mulai tahun 2026, haji akan berpindah ke musim semi selama delapan tahun berturut-turut, disusul delapan tahun berikutnya di musim dingin. “Kami akan mengucapkan selamat tinggal pada haji musim panas selama 16 tahun,” katanya seraya menyoroti bahwa suhu rata-rata selama haji musim panas saat ini berkisar antara 45 hingga 47 derajat Celcius.
Proyeksinya dikuatkan oleh Dr. Mansour Al Mazroui, anggota Dewan Shoura dan peneliti perubahan iklim. Al Mazroui menegaskan, tahun 2025 akan menjadi haji musim panas terakhir dalam jangka waktu yang lama.