Kebijakan gaya hidup berbasis energi listrik disebut-sebut tak menyentuh masyarakat bawah.
Beberapa tahun belakangan, PT. PLN mengkampanyekan penerapan gaya hidup baru serba listrik atau electrifying lifestyle. Alasannya, pemanfaatan energi listrik dianggap jauh lebih ramah lingkungan jika dibandingkan penggunaan bahan bakar fosil.
Electrifying lifestyle merupakan gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik yang bebas emisi, seperti sepeda motor listrik, mobil listrik, kompor induksi, dan lain-lain. Gaya hidup serba listrik ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sejumlah warga sudah beralih ke energi listrik.
Nicko Kacitha, 26 tahun, misalnya. Ia beralih menggunakan mobil listrik karena alasan lebih ramah lingkungan dan hemat.
“Kalau saya beli bensin tiap hari bisa habis Rp200.000 atau Rp300.000, sedangkan menggunakan mobil listrik cost-nya enggak sampai Rp100.000,” kata Nicko yang bekerja sebagai pengusaha itu kepada Alinea.id, Kamis (7/3).
Nicko bukan cuma menggunakan mobil listrik. Ia pun beralih dari kompor gas ke kompor listrik. Andri Fadhil Petrucci Maulana, 24 tahun, juga beralih ke energi listrik. Ia merasa terbantu dengan adanya subsidi pembelian kendaraan listrik dari pemerintah.