Sigale Gale telah menjadi penghibur wisatawan yang mengunjungi Pulau Samosir dan Danau Toba
Alkisah, pada jaman dahulu kala di tanah batak ada seorang raja berkuasa yakni Raja Rahat namanya. Raja Rahat memiliki putra tunggal bernama Manggale. Sayangnya, sang putra kesayangan gugur di medan perang dan jasadnya tidak ditemukan.
Kesedihan karena kehilangan sang putra membuat Raja Rahat sakit. Guna membahagiakan kembali rajanya, para tetua di kerajaan tersebut membuat sebuah patung yang mirip dengan Manggale. Berkat patung tersebut, Raja Rahat pulih dari sakitnya.
Nah, agar patung tersebut 'hidup' para tetua itu memanggil roh Manggale yang membuat patung bisa bergerak. Ada kepercayaan di masyarakat Batak bahwa pembuat boneka memiliki kemampuan khusus berkomunikasi dengan alam lain.
Sejak saat itu, masyarakat Batak menyebut patung tersebut sebagai Sigale Gale yang diambil dari nama Manggale. Pertunjukan Sigale Gale kini, tentu tidak menggunakan roh seperti di masa dahulu kala.