Sosial dan Gaya Hidup

Sisi kelam di balik mewahnya beach club

Pembangunan beach club menimbulkan konsekuensi kerusakan lingkungan pesisir pantai.

Sabtu, 15 Juni 2024 06:36

Beberapa hari lalu, lewat unggahan video singkat yang diunggah di akun Instagram @raffinagita1717 di tengah kesibukannya menjalani ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, selebritas Raffi Ahmad memutuskan mundur sebagai investor dari proyek beach club di kawasan Pantai Krakal, Gunungkidul, Yogyakarta.

Keputusan itu diambil menyusul banyaknya protes warga terkait pembangunan proyek tempat hiburan itu. Ia memutuskan mundur karena proyek yang diumumkan pada Desember 2023 itu diduga melanggar peraturan hukum.

Proyek beach club itu menuai protes karena pembangunannya terletak di dalam kawasan bentangan alam karst Gunung Sewu, yang merupakan kawasan lindung geologi yang tak boleh dibangun apa pun. Selain itu, proyek tersebut belum memiliki analisis dampak lingkungan atau amdal.

Beach club merupakan pub atau bar yang berada di pinggir pantai, dengan menyuguhkan pemandangan pantai. Biasanya fasilitas yang ada dalam beach club, antara lain restoran, kolam renang, dan lain-lain. Beach club banyak dijumpai di daerah-daerah atau pulau yang dikelilingi laut. Di Bali atau Lombok, tempat semacam ini tak sulit ditemukan.

Di Bali, beach club Finns dan La Brisa di Canggu, sangat dikenal pelancong. Di Meksiko, ada beach club Taboo dan Mandala. Lalu, di Spanyol ada Hai Ibiza dan di Uni Emirat Arab ada Nikki Dubai yang tersohor.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait