Stres tak henti melanda, memicu berbagai reaksi. Salah satunya rambut rontok.
Setiap orang mengalami stres yang terus menerus dalam hidup. Baik dipicu tuntutan profesional atau pribadi, penyakit dan trauma dapat mendatangkan malapetaka pada kesehatan mental.
Terkadang stres dapat memicu tubuh bereaksi dengan cara yang dapat membuat frustasi dan memalukan. Termasuk di antaranya seperti kuku rapuh, jerawat, dan rambut rontok.
Seperti dikutip dari Huffington Post, Kamis (5/7), kondisi rambut rontok yang dihasilkan dari stres fisik dan emosional disebut telogen effluvium, di mana stres dalam jumlah besar mendorong folikel rambut beristirahat. Akibatnya, rambut mulai luruh, menyebabkan munculnya penipisan yang dapat menonjol pada titik-titik tertentu di kepala.
"Folikel rambut memiliki siklus hidup sendiri, yakni pertumbuhan, transisi, istirahat, dan luruh dari batang rambut," kata Julia Tzu, seorang dokter kulit dan pendiri serta direktur medis di Wall Street Dermatology.
Stres mengubah persentasi rambut dalam tahap pertumbuhan dan menggesernya pada tahap istirahat atau disebut pula fase telogen.