Di Serang, Banten, delapan sekolah swasta terpaksa ditutup karena kekurangan siswa akibat sistem zonasi.
Delapan sekolah swasta di Serang, Banten, antara lain SMPIT Sidratul Muntaha, SMP PGRI 2, SMP Rahmateollah, SMP Plus Nurul Ma’arif, SMP Curug, SMP YP 17 1, SMP YP 17 2, dan SMP Yasmu terpaksa tutup akibat tidak mendapatkan siswa. Catatan itu berdasar temuan Forum Komunikasi Kepala Sekolah Swasta (FoKKS) Kota Serang.
Dikutip dari Antara, sekolah-sekolah tadi tidak mendapatkan siswa karena penerapan sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Menurut Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji, salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah tersebut tutup adalah keinginan yang besar dari orang tua untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan terbaik. Faktor lainnya adalah kegagalan pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pendidikan terbaik di seluruh sekolah.
Kesenjangan mutu sekolah hidup di benak orang tua, sehingga membuat beberapa sekolah dipandang sebelah mata. Meskipun sekolah dekat jaraknya dengan rumah, kata Ubaid, kalau sumber daya manusia atau sarana-prasarananya tidak mumpuni, maka tak akan dipilih oleh orang tua.
Sayangnya, ujar Ubaid, pemerintah pusat dan daerah saling lempar tanggung jawab. Pemerintah pusat merasa tidak bisa masuk ke lingkup daerah karena sudah ada otonomi di setiap wilayah, sedangkan pemerintah daerah merasa tidak mendapat dukungan dari pusat.