Korban KDRT yang memaafkan pelaku disebut terjebak dalam trauma bonding atau ikatan trauma.
Selebgram sekaligus mantan atlet anggar Cut Intan Nabila membantah isu bakal mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya, Armor Toreador. Dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu (18/8), Cut Intan mengatakan suaminya perlu mempertanggung jawabkan perbuatan yang sudah dilakukan selama lima tahun hingga membuatnya menderita selama menjalani pernikahan.
Seperti diketahui, Armor ditangkap polisi di sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan pada Selasa (13/8), beberapa jam usai video kekerasan yang dilakukan terhadap Cut Intan dan bayinya viral di media sosial.
Sayangnya, tak semua korban KDRT yang bisa bersikap seperti Cut Intan. Ada pula yang memaafkan pelaku.
Korban KDRT yang memaafkan pelaku disebut terjebak dalam trauma bonding atau ikatan trauma. Menurut Psychology Today, trauma bonding adalah ikatan emosional yang terbentuk dalam hubungan yang penuh kekerasan, terutama ikatan yang dirasakan korban terhadap pelaku.
Dilansir dari Verywell Mind, istilah trauma bonding diciptakan seorang spesialis terapi kecanduan dan pendiri International Institute for Trauma and Addiction Professionals (IITAP) Patrick Carnes pada 1997. Dia membagikan teori trauma bonding dalam presentasi bertajuk “Trauma Bonds, Why People Bond to They That Hurt Them”.