Minat terhadap pakaian secondhand mulai melonjak pada 2020 seiring meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan menjadi gaya hidup.
Istilah ngawul atau membeli pakaian bekas untuk dipakai kembali diprediksi akan menjadi tren baru bagi anak muda untuk dalam memandang fesyen. Tren ini bukan hanya untuk generasi Z, konsumen pakaian bekas sebenarnya sudah tumbuh sejak bertahun-tahun.
Minat terhadap pakaian secondhand mulai melonjak pada 2020, di mana kepedulian lingkungan, salah satunya dengan menggunakan pakaian berkelanjutan, mulai menjadi gaya hidup.
Menurut penelitian platform ThredUP, pasar barang bekas diproyeksikan akan tumbuh berlipat ganda dalam lima tahun ke depan dan nilainya mencapai US$77 miliar atau mengalami kenaikan pendapatan 11 kali lipat lebih cepat daripada ritel tradisional.
Sementara itu, raksasa penjualan kembali mode mewah, The Real Real, melaporkan, 41% dari konsinyasi mereka pada kuartal I-2021 adalah pemula, sedangkan 29% konsumen melakukan pembelian mewah yang pernah dimiliki orang lain.
Depop, pasar yang didominasi pakaian vintage dan thrifted, melihat penjualan barang dagangan kotornya berlipat ganda pada 2020 menjadi US$650 juta.