Uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah masalah kesehatan serius di beberapa tempat di Indonesia. Selama pandemi Covid-19, jumlah penderita DBD dilaporkan terus meningkat. Kematian juga masih terus terjadi.
Ini menjadi tantangan tersendiri di tengah upaya pengendalian pandemi Covid-19. Untuk menekan penyebaran dan penularan DBD, The World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang dikomandani oleh Profesor Adi Utarini dari UGM melakukan penelitian pengendalian virus dengue menggunakan nyamuk Aedes Aegypti.
Nyamuk penyebab DBD itu telah berbakteri Wolbachia. Peneliti yang akrab disapa Profesor Uut ini menjelaskan, Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga, terutama nyamuk, kecuali nyamuk Aedes Aegypti.
Uut menjelaskan, bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue. Apabila ada nyamuk Aedes Aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten, sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.
Uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Monitoring dilakukan oleh perawat dan peneliti untuk melihat efektivitas bakteri Wolbachia terhadap penyebaran virus dengue.