Infografis

16 e-commerce lokal gulung tikar

Hingga saat ini hampir semua perusahaan e-commerce belum meraih profit. Bahkan, 16 di antaranya kini harus tumbang dan tersingkir.

Selasa, 10 Maret 2020 15:44

Laporan Google, Temasek, dan Bain dalam e-Conomy SEA 2019 mencatat, nilai ekonomi e-commerce di Asia Tenggara tahun lalu berhasil melampaui travel online yang selama ini selalu menduduki posisi teratas dalam pangsa pasar ekonomi digital.

Sejak 2015, nilai penjualan e-commerce mampu melesat tujuh kali lipat dari US$5,5 miliar setara Rp77 triliun menjadi US$38 miliar setara Rp532 triliun pada 2019. Prediksinya, angka itu akan terus meningkat hingga menyentuh level $153 miliar setara Rp2,1 kuadriliun pada 2025, mengingat penetrasi internet yang bakal semakin gencar beberapa tahun mendatang.

Kendati demikian, di balik berkah pertumbuhan pasar e-commerce Asia Tenggara, rupanya ada beberapa sektor yang justru dirugikan. Tiga sektor yang paling terancam adalah elektronik, produk kecantikan, dan mode.

Di sisi lain, perkembangan e-commerce juga sejatinya dibarengi dengan persaingan yang semakin ketat. Bahkan—fakta yang sudah tidak mencengangkan lagi—hampir semua e-commerce saat ini masih dalam siklus ‘bakar uang’.

Artinya, sebagian besar e-commerce yang ada sekarang belum bisa mendapatkan laba. Sebagian besar dari mereka masih merangkak dan tertatih dalam mendaki persaingan pasar yang semakin terjal dan sulit dimenangkan.

Fajar Yusuf Rasdianto Reporter
Sukirno Editor

Tag Terkait

Berita Terkait