Infografis

A star is born: Melihat Gaga dalam wajah lain

Seperti halnya La La Land (2016), saya juga pulang dengan mata sembab setelah menonton film ini.

Jumat, 26 Oktober 2018 19:40

"A Star Is Born" (2018) adalah mitos Hollywood yang terus diceritakan lintas zaman. Formulanya sama, sepasang kekasih yang menapaki jalan berbeda: pria yang menuju senjakala karier dan perempuan yang tengah melambung ke puncak.

Sebagai versi remake, sutradara sekaligus pemeran utama Jackson Maine (Bradley Cooper) memilih jadi musisi country. Kendati profesi aktor berbeda dengan tiga versi sebelumnya, yang rilis pada 1937, 1954, dan 1976, benang merah kisah tetap sama.

Cooper sendiri membuat pilihan tepat mengajak Gaga main di film ini. Sebelumnya ada beberapa artis yang duluan tenar sempat diwacanakan mengisi posisi ini seperti Selena Gomez, Beyonce, hingga Jennifer Lopez. Mendandani Gaga yang biasa tampil aneh dengan rok daging merah atau bra yang bisa memercikkan api, adalah pilihan sulit. Namun, di debut penyutradaraan pertamanya ini, Cooper berhasil membuat sosok Ally jadi tampak asli. Autentik.

New York Times menulis, menjodohkan Gaga dan Cooper seperti menjodohkan dua orang yang memang dari awal diciptakan untuk menjadi pasangan yang saling mengisi. Kamu akan bisa melihat dua orang jatuh cinta, seks yang panas. Keduanya tak hanya bercakap-cakap lewat mulut, tapi mata dan bahasa tubuh lainnya. Kemistri keduanya tak terbantahkan, seperti melihat Gosling dan Emma, atau Brad Pitt dan Angelina Jolie.

Lady Gaga pun tampil sangat prima. Kepolosan seorang biasa yang akan menjajaki dunia keartisan berjalan mulus dan alami. Jangan lupakan aksinya di atas panggung, yang membuat saya bertanya, “Ini beneran Lady Gaga? Beda banget.

Purnama Ayu Rizky Reporter
Purnama Ayu Rizky Editor

Tag Terkait

Berita Terkait