Penurunan angka kemiskinan di era Presiden Jokowi dinilai paling sedikit.
Tingkat kemiskinan September 2022 sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang. Tingkat kemiskinan ini naik tipis dari Maret 2022 (9,54%) dan lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan pada September 2021 (9,71%). Namun, angka terbaru ini lebih tinggi dibandingkan September 2019 yang sebesar 9,22%, dengan jumlah penduduk miskin 24,78 juta orang.
“Pemerintahan Jokowi menjadi yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia (sejak 1970) dalam mengatasi masalah sosial kemiskinan,” kata Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Anthony Budiawan beberapa waktu lalu.
Ia mencatat, selama 8 tahun menjabat, Jokowi hanya mampu mengurangi tingkat kemiskinan 1,39%, yaitu dari 10,96% pada 2014 menjadi 9,57% pada 2022. “Jumlah ini sangat tidak signifikan, mungkin dapat dikatakan gagal total,” tandas Anthony.
Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Anthony membandingkan dengan kinerja pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam mengatasi kemiskinan. Sepanjang 10 tahun menjabat atau dalam dua periode kepresidenan, tingkat kemiskinan di era pemerintahan SBY turun 5,7%, dari 16,66% pada 2004 menjadi 10,96% pada 2014.
Anthony pun membandingkan dengan era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang prestasinya lebih spektakuler. “Tingkat kemiskinan turun 4,29% hanya dalam satu tahun, yaitu dari 23,43% pada 1999 menjadi 19,14% pada 2000,” beber Anthony.