Metode pengobatan semacam kerokan juga dikenal di Vietnam, Kamboja, dan China.
Di dalam tulisannya berjudul “Masuk Angin dalam Konteks Kosmologi Jawa” di Jurnal Humaniora Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, staf pengajar Jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Atik Triratnawati mengatakan, kerokan sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Jawa.
“Untuk mengobati masuk angin, secara tradisional orang Jawa umumnya memilih cara penyembuhan penyakit dengan mempertimbangkan dua hal. Tradisi atau kebiasaan yang telah turun-temurun—dan pengalaman akan kemanjuran cara penyembuhannya,” tulis Atik.
Kerokan, menurut Atik, dipilih sebagai cara yang paling mudah dan murah untuk mengobati masuk angin.
Lebih lanjut, Atik Triratnawati menguraikan, di masa lalu raja dan pujangga Jawa sudah bisa mengklasifikasi setidaknya 30 penyakit dan obatnya. Meski begitu, sarana penyembuhan masih sebatas berbasis kearifan lokal.