Investasi bodong banyak menggunakan embel-embel syariah demi menarik minat masyarakat.
Pengamat Ekonomi Syariah Universitas Indonesia Yusuf Wibisono mengatakan investasi dengan iming-iming 'syariah' memikat karena mengeksploitasi identitas atau simbol agama untuk menipu masyarakat. Utamanya, yang memiliki semangat keagamaan tinggi.
Terlebih lagi, menurut Yusuf, bila pengelola investasi bodong ini bisa menarik influencer dari kalangan tokoh agama terkenal. Cara ini jadi magnet bagi minat masyarakat. Meskipun, pada beberapa kasus, tokoh agama sebenarnya juga tidak banyak memahami atau tidak terlibat dalam investasi tersebut.
"Ini memang perilaku culas, menggunakan gimik syariah, seperti penggunaan istilah dinar, kurma, dan lain-lain untuk menipu masyarakat," ujar Yusuf kepada Alinea.id, Kamis (29/4).
Alinea.id mengulas investasi bodong berkedok syariah dalam artikel ini.