Warung Tegal (warteg) di kawasan Jabodetabek harus menerima kenyataan pahit berupa penurunan pendapatan karena sepi pembeli.
Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Korwantara) Mukroni menyatakan selama pandemi, warung Tegal (warteg) mengalami sepi pembeli. Akibatnya, banyak warteg di kawasan Jabodetabek harus gulung tikar.
Bahkan, dia memperkirakan, penutupan warteg akan semakin banyak terjadi pada tahun ini. Berdasarkan hitungannya, dari sekitar 40.000 warteg yang ada di wilayah Jakarta, Depok, Bogor dan Bekasi (Jabodetabek), setidaknya 50% di antaranya atau sekitar 20.000 pengusaha warteg terpaksa pulang kampung.
Menurutnya, penutupan warteg utamanya disebabkan oleh kebijakan PSBB yang ditetapkan pemerintah sejak awal pandemi. Lalu kini berlanjut dengan istilah PPKM yang mulai diberlakukan sejak Januari lalu. Aturan tersebut memaksa pengunjung warteg hanya dibatasi maksimal 25% dari jumlah normal.
Alinea.id mengulas nasib bisnis para pendatang dari Tegal dan Brebes, Jawa Tengah ini disini.