Menggunakan pendekatan sel dendritik, metode pembuatan vaksin Nusantara biasanya digunakan dalam pengobatan kanker.
Vaksin Nusantara yang diinisiasi eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto punya cara kerja yang berbeda dengan vaksin-vaksin lainnya. Berbasis pendekatan terapi sel dendritik, proses pembentukan antibodi dalam vaksin Nusantara terjadi di laboratorium.
Dalam sebuah tulisan di laman disway.id, eks Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat mengulas soal cara kerja vaksin tersebut. Pertama, darah pasien diambil sebanyak 40 cc dan dimasukkan ke sebuah tabung yang terdiri dari tiga kamar.
Kamar pertama, kata Dahlan, untuk proses pemisahan darah merah dan darah putih. Kamar kedua, untuk menyimpan darah merah dan kamar ketiga untuk menampung darah putih.
Pada kamar ketiga, sudah ada antigen Covid-19 sehingga darah putih langsung tercampur. Tabung itu kemudian dibiarkan selama satu pekan. Selama itu, proses "pendidikan" terhadap sel-sel dendritik pada darah putih terjadi.
Pada hari ketujuh, darah putih disedot oleh alat suntik untuk dimasukan kembali ke tubuh pasien. "Maka otomatis tubuh kita sudah memiliki anti virus Covid-19. Tidak perlu menunggu 2 atau 3 minggu," tulis Dahlan.