Indonesia menargetkan menjadi produsen tekstil kelas dunia hingga 2030 mendatang.
Direktur Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan kondisi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mengalami perbaikan setelah mengalami kontraksi karena pandemu.
"Kenaikan terjadi karena demand (permintaan-red) di dalam negeri sudah mulai membaik, dengan kembali diperbolehkannya sekolah tatap muka, kantor mulai masuk, mal buka, dan tempat-tempat wisata yang sudah mulai boleh dibuka lagi,” beber Direktur Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh, kepada Alinea.id, Kamis (3/2).
Di saat yang sama, nilai ekspor dan investasi industri tekstil dan pakaian jadi pun turut mengalami perbaikan. Hingga periode Januari-Oktober 2021 nilai ekspor telah mencapai US$10,52 miliar.
Sedangkan berdasarkan hitung-hitungan Kemenperin, ekspor sektor ini hingga akhir tahun lalu diperkirakan dapat mencapai US$13,02 miliar. Kontribusi ekspor terbesar disumbang oleh komoditas pakaian jadi, yang diikuti oleh benang dan serat, dengan masing masing nilai ekspor sebesar US$8,35 miliar, US$2,06 miliar dan US$1,14 miliar.
Dari sisi investasi, kata Elis, pada periode Januari-Oktober tahun lalu penanaman modal di sektor ini telah mencapai Rp5,06 triliun. Jika dirinci, industri pakaian jadi berhasil mencatatkan investasi sebesar Rp2,1 triliun sedangkan industri pakaian jadi senilai Rp2,9 triliun.