Startup macam Bukalapak, Tokopedia, Warung Pintar, dan Wahyoo menggandeng warung sebagai mitra.
Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA), sebuah lembaga riset keuangan berbasis di Hong Kong, mengeluarkan laporan bertajuk “Indonesia’s New Digital Battleground” (September, 2019). Di dalam riset itu disebutkan, warung tradisional di Indonesia masih mengontrol sekitar 65-75% dari total penjualan ritel.
Bahkan, diperkirakan nilai rantai pasok produk ke warung tradisional mencapai US$58 miliar, atau sekitar Rp817 triliun per tahun.
Ceruk potensial ini kemudian menjadi lahan bagi layanan pembayaran hingga perusahaan teknologi untuk bisnis online to offline. Sistem ini memotong jalur distribusi rantai produk dari produsen ke warung, terutama kategori fast moving consumer goods (FMCG).
Startup macam Bukalapak, Tokopedia, Warung Pintar, dan Wahyoo menjadi contoh pemain dalam bisnis ini.