Kubu pendukung Jokowi-Prabowo terlibat perang tagar, laiknya Pilpres 2014 lalu. Isu PKI lagi-lagi dimunculkan sebagai pemantik.
Beberapa waktu lalu, akun Twitter resmi @Alineadotid dibanjiri ratusan mention dari sejumlah akun tak dikenal. Rerata akun-akun tersebut menggunakan tagar #bukanormasterlarang, #indonesiaperlukhilafah, dan #melawanantiislam dalam cuitan mereka. Usut punya usut, sebagian akun merupakan simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang kini sudah almarhum usai dibubarkan pada Juli 2017.
Penggunaan tagar yang terkait Partai Komunis Indonesia (PKI)—organisasi yang di Era Soeharto distigmatisasi sebagai anti Islam—di tahun politik, sebetulnya bukan hal baru. Apalagi berbarengan dengan menguatnya wacana nonton bareng (nobar) film beraroma propaganda Orde Baru, “G30S/PKI” dalam setahun terakhir.asa, seiring dengan menguatnya wacana mengganti Presiden Indonesia pada Pilpres 2019. Itu tampak dari bahasan yang mengarah pada penolakan atas Jokowi dan dukungan pada kubu Prabowo.
Saya dan tim riset Alinea.id menelusuri topik PKI di tiga platform media sosial, Facebook, Twitter, dan Instagram dari kurun 31 Agustus hingga 7 September 2018.