Slamet mengatakan, meski mediumnya berbeda, berakting untuk film dan teater memiliki dasar dan tujuan sama.
Slamet Rahardjo tentu saja sudah kenyang makan asam garam dunia hiburan tanah air. Dia kesengsem dengan dunia peran, saat menyaksikan akting menawan Teguh Karya dan Henky Solaiman dalam pementasan di TVRI Yogyakarta.
“Waktu itu, lakonnya Swan Song (Nyanyian Angsa). Dari situ, saya tertarik mendalami seni peran,” kata Slamet saat ditemui di sela-sela acara ulang tahunnya, Sabtu (26/1).
Usai lulus dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, Slamet memutuskan masuk Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Lantas ke Akademi Film Nasional Universitas Jayabaya, Jakarta.
Slamet muda bercita-cita menjadi sutradara. Namun, dia juga pernah berkeinginan menjadi penata pentas. Alasannya, dia punya kecintaan terhadap seni lukis. Latar belakang pendidikan dia pun penata artistik.
Seluruh keinginannya itu tercapai. Setelah berproses dalam beragam pentas teater, dia memulai karier di layar lebar pada 1971.