Persaingan marketplace kian ketat dalam merebut pendanaan dan pelanggan.
Dengan bertambahnya jumlah pengguna internet, ditambah akselerasi ekonomi digital di tanah air, bisnis e-commerce dinilai bakal terus menguat. Mengacu data Statista, nilai transaksi marketplace tanah air diperkirakan sebesar Rp555,2 triliun hingga akhir tahun ini dan mencapai Rp707,6 pada 2024. Sementara itu, BI menargetkan nilai transaksi e-commerce berada di kisaran Rp526 triliun.
“Naik 31% dari tahun 2021 yang mencapai Rp401 triliun. Begitu juga dengan transaksi uang elektronik, kami perkirakan akan mencapai Rp360 triliun atau naik 18% pada 2022,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rangkaian Presidensi G20, Senin (11/7).
Di balik prospek manis tersebut, para pemain lokapasar harus menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk tetap bertahan. Apalagi, fenomena bubble burst atau ledakan gelembung tengah melanda bisnis startup atau perusahaan rintisan di tanah air.
Hal ini terlihat dari beberapa perusahaan startup yang melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja). Sebut saja JD.ID, Zenius, TaniHub, LinkAja, hingga ekspedisi pengiriman Sicepat.
Alinea.id mengulas strategi marketplace untuk tetap bertahan dalam artikel ini.