Infografis

Mengambil manfaat minyak jelantah

Alih-alih menjadi minyak daur ulang, jelantah bisa berguna untuk produksi biodiesel.

Jumat, 17 Desember 2021 18:46

Berdasarkan publikasi Indonesia Oilseeds and Products Annual 2019 diketahui bahwa konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia telah mencapai 13 juta ton atau setara dengan 16,2 juta kilo liter per tahun. Kondisi ini lantas menjadikan Indonesia sebagai peringkat pertama dengan tingkat konsumsi minyak goreng terbanyak di dunia, diikuti oleh India, China, dan Malaysia.

Dus, tak heran jika kemudian residu minyak goreng sawit atau minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) juga banyak ditemukan. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Traction Energy Asia memperkirakan, dari konsumsi 13 juta ton minyak goreng, ada produksi UCO hingga 3 juta ton. Di mana 1,6 juta ton diantaranya didapatkan dari rumah tangga perkotaan besar.

Sayangnya, dari total minyak goreng bekas tersebut paling banyak, yakni sekitar 1,95 juta ton atau sekitar 2,43 juta kilo liter digunakan untuk minyak goreng daur ulang. Minyak ini nantinya dijual atau digunakan kembali untuk memasak. Kemudian hanya 148.380 ton atau 184.900 kilo liter diekspor dan sekitar 570.000 kilo liter digunakan untuk bahan baku biodiesel atau kebutuhan lainnya di dalam negeri. 

Sedangkan sisanya, berakhir di saluran-saluran pembuangan dan berpotensi mencemari lingkungan. Padahal, dari 1 liter minyak jelantah yang dibuang ke saluran drainase, dapat mencemari setidaknya 1.000 liter perairan. Sebaliknya, jika digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat atau dalam hal ini diolah menjadi biodiesel, 3 juta ton dapat menyumbang sekitar 32% dari total kebutuhan bahan bakar hijau tersebut.

“Sebenarnya potensi produksi minyak jelantah bisa lebih tinggi. Karena siapa sih di Indonesia yang tidak makan gorengan? Dengan tingginya konsumsi minyak goreng, jelantahnya juga akan tinggi, begitu juga dengan potensi feedstock (pasokan-red) biodieselnya,” kata Manajer lembaga riset independen Traction Energy Asia Ricky Amukti, kepada Alinea.id, Kamis (2/12).

Qonita Azzahra Reporter
Kartika Runiasari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait